1. Asidosis tubulus renalis (ATR) atau Renal tubular acidosis (RTA)
PenyebabBiasanya dokter tidak dapat memastikan penyebab ATR. Namun diduga penyakit ini disebabkan faktor keturunan atau bisa timbul akibat obat-obatan, keracunan logam berat atau penyakit autoimun (misalnya lupus eritematosus sistemik atau sindroma Sjögren).
Pengobatan: Sejauh ini dunia kedokteran belum menemukan obat atau terapi untuk menyembuhkannya, karena penyakit ini tergolong sebagai kerusakan organ tubuh, seperti penyakit diabetes mellitus (akibat kerusakan kelenjar insulin).
Sementara ini penanganan ATR baru sebatas terapi untuk mengontrol tingkat keasaman darah, yaitu dengan memberikan obat yang mengandung zat bersifat basa (alkalin) secara berkala (periodik), sehingga tercapai tingkat keasaman netral, seperti pada orang normal. Zat basa ini mengandung bahan aktif natrium bikarbonat (bicnat).
Dilihat dari bentuknya, sedikitnya ada tiga jenis bicnat di pasaran Indonesia: tablet, bubuk, dan cairan.
Jika pasiennya anak-anak, maka kalau menggunakan obat dalam bentuk tablet, tablet tersebut harus digerus terlebih dulu sebelum digunakan. Setelah itu dicampur dengan air matang, lalu diberikan kepada pasien. Sedangkan jika menggunakan bentuk bubuk dan cairan, tinggal dicampur air matang lalu diberikan kepada pasien, sesuai dengan dosis yang ditentukan dokter.
(ginjal yang terkena Asidosis tubulus renalis)
Penyebab: Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut “batu infeksi” karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi.Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimeter atau lebih. Batu yang besar disebut “kalkulus staghorn”. Batu ini bisa mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.
Pengobatan: Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan.Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.
3 x 2 – 4 kapsul Cordyceps sehari (tergantung kondisi, pada beberapa kasus diminum dalam jumlah besar hingga 20 kapsul sehari)
4 x ½ sachet Calcium I sehari
(batu ginjal)
3. Diabetes mellitus (DM)
Penyebab: Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan kurangnya produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil.
Pengobatan: Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
(Diabetes Melitus)
4.Nefritis
Penyebab:Gangguan pada nefron karena infeksi kuman, umumnya bakteri streptococus. akibatnya kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis akut banyak diderita oleh anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh infeksi penyakit menular.sedangkan 20% kasus nefritis tubulointerstisialis kronis terjadi akibat pemakaian obat atau keracunan jangka panjang. Peradangan ginjal biasanya disebabkan oleh infeksi, seperti yang terjadi pada pielonefritis atau suatu reaksi kekebalan yang keliru dan melukai ginjal.
Suatu reaksi kekebalan yang Abnormal bisa terjadi melalui 2 cara:
1.Suatu antibodi dapat menyerang ginjalnya sendiri atau suatu antigen (zat yang merangsang reaksi kekebalan) menempel pada ginjal
2. Antigen dan antibodi bergabung di bagian tubuh yang lain dan kemudian menempel pada sel-sel di dalam ginjal.
Pengobatan: Perawatan berfokus pada penyebab masalah. Menghindari obat yang menyebabkan kondisi ini mungkin dapat meringankan gejala dengan cepat. Membatasi garam (natrium) dan cairan di dalam diet dapat mengontrol pembengkakan dan tekanan darah tinggi. Juga membatasi protein dapat membantu mengendalikan penumpukan produk-produk limbah dalam darah (azotemia) yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Kortikosteroid atau obat anti inflamasi dapat membantu dalam beberapa kasus.
(Nefritis)
5.Albuminaria.
Penyebab:proses filtrasi yang tidak sempurna/ginjal tidak menyaring molekul besar secara normalkarena kerusakan glomerulus atau kapsul bowman sehingga albumin ditemukan dalam urine.penyakit ini juga bias disebabkan oleh penyakit diabetes yang diderita seseorang terutama diabetes tipe 1
Penyembuhan: Ada beberapa bukti bahwa intervensi diet (menurunkan asupan daging merah) dapat membantu dalam menurunkan kadar albuminuria.pengobatan juga dapat dilakukan dengan melakukan terapi kombinasi
(Albuminuria)
6.Diabetes Insipidus
Penyebab:
Ø Gagalnya pengeluaran vasopressin
Ø Gagalnya ginjal terhadap rangsangan AVP
Ø Kurangnya hormone antidiuretik/ADH sehingga kemampuan reabsorpsi hilang
Ø Kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik ke dalam aliran darah
Ø Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan
Ø Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak)
Ø Tumor
Ø Sarkoidosis atau tuberculosis
Ø Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak
Ø Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis
Ø Histiositosis X (penyakit Hand-Sch?ller-Christian).
Pengobatan: Diabetes insipidus diobati dengan mengatasi penyebabnya.
v Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal.
Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya.
Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya.
v Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.
v Kadang diabetes insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin, klofibrat dan berbagai diuretik (tiazid).
Tetapi obat-obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
Tetapi obat-obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
(Diabetes Melitus)
7.Gagal ginjal
Penyebab: Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker (cancer)
Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.
Pengobatan: Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.
(Gagal Ginjal)
8..Anuria
Penyebab:kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau radang glomeruli sehingga plasma tidak dapat masuk ke glomerulus.selain itu dapat disebabkan oleh tersumbatnya saluran ginjal oleh batu ginjal atau tumor, akibatnya urine yang kita keluarkan kurang dr 50 ml perhari.
(Anuria)
9.Hematuria
Penyebab: Infeksi saluran kencing.Infeksi ginjal (Pielonefritis),Glomerulonefritis,Batu ginjal atau batu buli-buli,Pembesaran prostat,Kanker ginjal atau prostat,Gangguan bawaan seperti anemia sel sabit,sindrom Alport,Cedera ginjal,Obat-obatan : aspirin, penisilin, warfarin, heparin, siklofosfamid.,Olahraga berat
Pengobatan: Tidak ada pengobatan spesifik untuk hematuria. Pengobatannya tergantung pada penyebabnya:
v Infeksi saluran kemih, biasanya diatasi dengan antibiotik.
v Batu ginjal, dengan banyak minum. Jika batu tetap tidak keluar, dapat dilakukan ESWL atau pembedahan.
v Pembesaran prostat, diatasi dengan obat-obatan atau pembedahan.
v Kanker, dilakukan pembedahan, untuk mengangkat jaringan kanker, atau kemoterapi.
(Anuria)
10.Glomerulonefritis
Penyebab: Glomerulonefritis akut dapat timbul setelah suatu infeksi oleh streptokokus. Kasus seperti ini disebut glomerulonefritis pasca streptokokus. Glomerulus mengalami kerusakan akibat penimbunan antigen dari gumpalan bakteri streptokokus yang mati dan antibodi yang menetralisirnya. Gumpalan ini membungkus selaput glomerulus dan mempengaruhi fungsinya.Mungkin faktor iklim, keadaan gizi, keadaan umum dan faktor alergi mempengaruhi terjadinya GNA setelah infeksi dengan kuman Streptococcus. GNA juga dapat disebabkan oleh sifilis, keracunan (timah hitam, tridion), penyakit amiloid, trombosis vena renalis, purpura anafilaktoid dan lupus eritematous.
Pengobatan: Tidak ada pengobatan khusus yang mempengaruhi penyembuhan kelainan di glomerulus.1.Istirahat mutlak selama 3 – 4 minggu
Dulu dianjurkan istirahat selama 6 – 8 minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. Namun penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa mobilisasi penderita setelah 3 – 4 minggu dari timbulnya penyakit tidak berakibat buruk terhadap perjalanan penyakitnya.
2.Pemberian penisilin pada fase akut
Pemberian antibiotik ini tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya infeksi Streptococcus yang mungkin masih ada.Pemberian penisilin ini dianjurkan hanya untuk 10 hari, sedangkan pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap. Secara teoritis seorang anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman nefritogen lain, namun kemungkinan ini sangat kecil sekali.
3.Makanan
Pada fase akut, diberi makanan rendah protein ( 1g / kgbb / hari) dan rendah garam (1 g /hari). Makanan lunak diberikan pada penderita dengan suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu telah normal kembali. Bila ada anuria atau muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10 %. Pada penderita tanpa komplikasi, pemberian cairan disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi.
4.Pengobatan terhadap hipertensi
Hipertensi dapat diatasi secara efektif dengan vasodilator perifer (hidralazin, nifedipin). Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedatif untuk menenangkan penderita sehingga dapat cukup beistirahat. Pada hipertensi dengan gejala serebral, diberikan reserpin dan hidralasin. Mula – mula diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgbb secara I.M. Bila terjadi diuresis 5 – 10 jam kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan per oral dengan dosis rumat 0,03 mg/kgbb/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi efek toksis.
5.Bila anuria berlangsung lama (5 – 7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah dengan beberapa cara, misalnya dialisis peritoneum, hemodialisis, bilas lambung dan usus. Bila prosedur di atas tidak dapat dilakukan karena kesulitan teknis, maka pengeluaran darah venapun dapat dikerjakan dan adakalanya menolong juga.
6.Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, namun akhir – akhir ini pemberian furosemid (Lasix) secara I.V. (1 mg/kgbb/hari) dalam 5 – 10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus diperlukan untuk mengatasi retensi cairan dan hipertensi.
7.Bila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis, sedativum dan oksigen.
(Glomerulonefritis)
11.Nefrosis
Penyebab:
1. Kencing manis
2. Penyakit lupus/SLE(Sistematik Lupus Erimatosus) Lupus berarti gigitan anjing serigala, penyebabnya terdapat bercak merah pada kulittersebar di seluruh tubuh layaknya digigit serigala.
3. Hepatitis : Peradangan hati karena berbagai sebab, seperti mononucleosis infeksiosa, demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus.
4. Ginjal kronis : Penyakit ginjal kronis sering ditemukan oleh semua golongan anak-anak dan orang dewasa.
5. Hipertensi : Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
6. Glomerulo Nephritis
Penyebab Nefrosis 80 % disebabkan penyakit saringan ginjal (Glomerulo Nephritis), sedangkan 20% karena penyakit lain, antara lain Kencing Manis, Penyakit Lupus, Hepatitis dsb.
Proteinuria. Kebocoran protein di urine yang terjadi melalui saringan ginjal bersifat nefrotoksis (“racun” terhadap ginjal) artinya secara bertahap akan merusak ginjal.
Proteinuria. Kebocoran protein di urine yang terjadi melalui saringan ginjal bersifat nefrotoksis (“racun” terhadap ginjal) artinya secara bertahap akan merusak ginjal.
Pengobatan: Pengendalian gula darah dengan olahraga, diet, obat anti diabetes, dan pengendalian kadar lemak, mengurangi obesitas, serta pengendalian tekanan darah dengan diet rendah garam.
(Nefrosis)
10. Ginjal Polikistik
- Penyebab: Bersifat genetik. Terbentuk kista pada kedua ginjal yang berkembang secara progresif sehingga menyebabkan kerusakan ginjal
- Cara pengobatan: Pengobatan bersifat suportif, mencakup manajemen hipertensi yang cermat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar